03 August 2017

Variabel Penelitian Psikologi Kuantitatif

Salah satu langkah penting dalam penelitian psikologi kuantitatif adalah menentukan variabel yang akan diteliti. Variabel, apa itu???

Variabel secara ngawur dapat dikatakan sebagai sebuah konstruk yang dapat variasi (vari-able). Artinya, konstruk tersebut bukan terdiri dari satu variasi saja, tetapi terdapat sejumlah variasi yang berbeda antar manusia satu dengan yang lain. Contohnya seperti ini:
Baju bukan variabel, karena baju merupakan satu hal yang sama. Tetapi warna baju adalah variabel, karena ia memiliki variasi warna yaitu baju merah, baju hijau, baju ungu, dan sebagainya.
Smartphone bukan variabel, karena smartphone merujuk pada satu benda yang umum dan sama. Tetapi merek smartphone adalah variabel, karena ia memiliki variasi merek yaitu apple, samsung, xiaomi, lenovo, dan sebagainya. 
Contoh diatas merupakan analogi data nominal. Dalam prakteknya memang tidak selalu menyebutkan variabel menjadi tingkat agresi atau tingkat kontrol diri. Cukup agresi atau kontrol diri. Namun sekiranya dapat dipahami bahwa variabel adalah teori/konstruk yang memiliki variasi. Variabel adalah sebutan untuk sebuah teori/konstruk yang diukur, salah satunya menggunakan skala psikologi seperti WAIS untuk mengukur konstuk intelegensi atau EPPS untuk mengukur konstruk kepribadian.

Jika kita sudah menemukan variabel yang ingin kita teliti, lalu bagaimana? Konstruk dapat menjadi variabel yang dapat diteliti secara kuantitatif jika ia memiliki: aspek/dimensi, dan faktor/dampak. Apaaaa bedanyaaaaa???
Aspek: hal-hal yang membentuk suatu variabel
Dimensi: bentuk-bentuk dari suatu variabel.
Faktor: variabel-variabel lain yang mempengaruhi suatu variabel.
Dampak: variabel lain yang dipengaruhi oleh suatu variabel.
Anggaplah aku tertarik untuk meneliti tentang agresi, dan apa yang menyebabkan seseorang agresif. Artikel-artikel jurnal penelitian yang kubaca menyebutkan bahwa salah satu faktor utama dari agresi adalah kontrol diri. Hal itu menjadikan kontrol diri sebagai variabel bebas (IV) dan agresi sebagai variabel tergantung (DV) karena kontrol diri berdampak pada agresi dan faktor dari agresi adalah kontrol diri. Hal itu menjadi dasar penelitianku karena tanpa dasar penelitian yang jelas, maka penelitian tidak layak untuk dilanjutkan. Gambarannya kira-kira seperti ini:


Perlu dicacat bahwa aspek/dimensi dari variabel-variabel yang akan diteliti juga diperlukan untuk penyusunan skala psikologis. Aspek/dimensi tersebut biasanya juga dipakai di skema penelitian untuk menjelaskan hubungan antar variabel.  Seperti ini:


Dengan adanya skema penelitian seperti itu, maka penelitian menjadi jelas. Carilah artikel penelitian tentang variabel-variabel yang akan kamu teliti sedetil mungkin (Tips Mencari Artikel Jurnal) sebelum memulai penelitian. Proses ini biasa disebut review artikel jurnal. Setelah ketemu seluruh informasi tentang variabelmu (yang terpenting aspek/dimensi dan faktor/dampak) maka tinggal mencari kenapa variabel itu penting untuk diteliti.
Kepentingan penelitian psikologi biasanya didapatkan dari fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran penelitian tersebut. Carilah fenomena dari halaman berita online seperti kompas.com atau detik.com dan cantumkan fenomena yang ditemukan sebagai awal dari latar belakang penelitian. Semoga membantu Ψ

No comments:

Post a Comment